LAHIRNYA KEBIJAKAN PENDIDIKAN


TUGAS KELOMPOK

PROFESI KEPENDIDIKAN
TENTANG
LAHIRNYA KEBIJAKAN PENDIDIKAN



 










DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :
                             1. RORI HANDIKA
                              2. SILPIA ENITA
                         3. WIWIT KRISMAWATI 



DOSEN PEMBIMBING : JON KASMADI S.pd



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH WILAYAH JAMBI DI SUNGAI PENUH
2010/2011



KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kepada-nya yang telah memberi kekuatan, kemudahan, dan ketabahan pada penulis, sehingga penulis dapat menyusun sebuah makalah yang berjudul “lahirnya kebijakan pendidikan”. Makalah ini di susun untuk menyelesaikan tugas terstruktur dalam mata kuliah “profesi kependidikan” yang diberikan dosen pembimbing.

Makalah yang kami buat ini  berdasarkan dari hasil diskusi dari kerja kelompok kami, dalam memahami tentang sejarah “lahirnya kebijakan pendidikan” di Indonesia ini diperlukan metode yang berbeda dalam pengajaran biasanya. Agar para pembaca sekalian dapat memahami konsep yang kami buat ini dengan baik maka kami susunlah makalah ini berdasarkan sumber-sumber yang dapat dipercaya dari dalam beberapa buku panduan yang ada.

Akhir kata, “tak ada gading yang tak retak “ makalah yang sederhana ini tidak bisa terhindar dari peribahasa tersebut. Oleh sebab itu, jika terdapat kesalahan kami dari kelompok 9, mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan mohon ditunjukkan kesalahan dan kekurangan itu, serta perbaikannya kepada kami dan terlebih dahulu kami ucapkan terima kasih . dan kami yakin kebenaran yang sesungguhnya ada ditangan yang mutlak yaitu allah swt.

                                                                                        Semurup, 14 oktober 2010
                                                                                           Penulis makalah



                                                                                               Kelompok  9




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
I. PEMBAHASAN LAHIRNYA KEBIJAKAN PENDIDIKAN.
A.    zaman penjajahan
a.       pendidkan penjajahan belanda
b.      pendidikan masa pendudukan jepang
B.     zaman pembentukan jepang.
C.     Zaman kemerdekaan.
a.       pendidikan pada masa orde baru (1966-1998)
b.      pendidikan pada masa reformasi.
D.    zaman masa sekarang.
II. KESIMPULAN.
III. DAFTAR PUSTAKA







LAHIRNYA KEBIJAKAN PENDIDIKAN

A.   ZAMAN PENJAJAHAN
Pendidikan Penjajahan Belanda
Orang belanda datang ke indonesia bukan untuk menjajah melainkan untuk berdagang. Mereka di motifasi oleh hasrat untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya, sekalipun harus mengarungi laut yang berbahaya sejauh ribuan kilometer dalam kapal layar kecil untuk mengambil rempah-rempah dari indonesia.
Didalam lapangan pendidikan Deandels memerintahkan kepada Bupati-bupati di Pulau Jawa agar mendirikan sekolah atasa uasaha biaya sendiri untuk mendidik anak-anak mematuhi adat dan kebiasaan sendiri. Kemidian Deandels mendirikan sekolah Bidan di Jakarta dan sekolah ronggeng di Cirebon. Kemudian Pada masa (interregnum inggris) pemerintahan Inggris (1811-1816) tidak membawa perubahan dalam masalah pendidikan walaupun Sir Stamford Raffles seorang ahli negara yang cemerlang. Ia lebih memperhatikan perkembanagan ilmu pengetahuan, sedangkan pengajaran rakyat dibiarkan sama sekali. Ia menulis buku History of Java.
Tahun 1826 lapangan pendidikan dan pengajaran terganganggu oleh adanyan usaha-usaha penghematan. Sekolah-sekolah yang ada hanya  bagi anak-anak Indonesia yang memeluk agama Nasrani. Alsannya adalah karena adanya kesulitan financial yang berat yang dihadapi orang Belanda sebagai akibat perang Diponegoro (1825-1830) yang mahal dan menelan banyak korban seerta peperangan antara Belanda dan Belgia (1830-1839).
.     Pendidikan Masa Pendudukan Jepang
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari rencana membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China, Kepulauan Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah kepemimpinan Jepang, negera ini mulai melakukan ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran Bersama Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”, bangsa fasis inipun menargetkan Indonesia sebagai wilayah potensial yang akan menopang ambisi besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan Pasifik.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a.       Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.  
b.      Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
c.       Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
d.      Pendidikan Tinggi.
B. ZAMAN PEMBENTUKAN JEPANG
Jepang menerapkan beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan.

 Hal-hal tersebut antara lain:
a.       Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar         pendidikan menggantikan Bahasa Belanda;
b.      Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem       pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.

Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
(1)   Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
(2)   Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
(3)   Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
.
Selanjutnya sekolah-sekolah yang bertipe akademis diganti dengan sekolah-sekolah yang bertipe vokasi. Jepang juga melarang pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan untuk kepentingan kontrol, maka sekolah swasta harus mengajukan izin ulang untuk dapat beroperasi kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa harus mengubah Taman Dewasa menjadi Taman Tani, sementara Taman Guru dan Taman Madya tetap tutup. Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran yang luar biasa bagi dunia pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan lainnya.
  C. ZAMAN KEMERDEKAAN
Pada tahun 1950 ketika kedaulatan Indonesia telah pulih untuk seluruh wilayah Indonesia, maka rencana pendidikan makin disempurnakan dengan dibentuknya panitia bersama yang dipimpin oleh professor Mahmud Yunus dari Departemen Agama dan Mr. Hadi dari departemen P&K hasil dari panitia itu adalah SKB yang dikeluarkan pada bulan Januari 1951 isinya ialah:
  1. Pendidikan agama diberikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar) Di daerah-daerah yang masyarakat agamanya kuat misalnya di Sumatera, Kalimantan maka pendidikan Agama diberikan mulai kelas 1 SR dengan catatan bahwa mutu pengetahuan umumnya tidak boleh berkurang dibandingkan dengan sekolah yang lain yang pendidikan agamanya diberikan muali kelas IV.
  2. Di sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Tingkat Atas (umum dan kejuruan) diberikan pendidikan agama sebanyak 2 jam seminggu.
  3. Pendidikan agama diberikan kepada murid-murid sebanyak 10 orang dalam 1 kelas dan mendapat izin dari orang tua dan walinya.
  4. Pengangkatan guru agama, biaya pendidikan agama dan menteri pendidikan
  5. agama ditanggung oleh Departemen Agama.

Pendidikan Pada Masa Orde Baru (1966-1998)
Sebagaimana dikemukakan diatas MPRS pada tahun 1966 telah bersidang. Pada waktu itu sedang dilakukan upaya untuk membersihkan sisa-sisa mental G 30 S/ PKI. Dalam keputusannya bidang pendidikan agama telah mengalami kemajuan. Dengan demikian sejak tahun 1966 pendidikan agama menjadi hak wajib mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Umum Negeri di seluruh Indonesia.
      Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
Dalam bidang pendidikan kabinet reformasi hanya melanjutkan program wajib belajar 9 tahun yang sudah dimulai sejak tahun 1994 serta melakukan perbaikan sistem pendidikan agar lebih demokratis. Tugas jangka pendek Kabinet Reformasi yang paling pokok adalah bagaimana menjaga agar tingkat partisipasi pendidikan masyarakat tetap tinggi dan tidak banyak yang mengalami putus sekolah.
Yang harus disadari adalah lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan Islam memiliki potensi yang sangat besar bagi jalannya pembagunan di negeri ini terlepas dari berbagai anggapan tentang pendidikan yang ada sekarang, harus diingat bahwa pendidikan Islam di Indonesia telah banyak melahirkan putera puteri bangsa yang berkualitas.
  D. ZAMAN MASA SEKARANG
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.
Empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu:
(1) learning to Know (belajar untuk mengetahui),
(2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut     untuk terampil dalam melakukan sesuatu,
(3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan
(4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini.








KESIMPULAN


Dengan demikian pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Pendidikan sangat penting artinya sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan tebeloakang. Tujuan dari pendidikan adalah untuk memajukan kecerdasan  bangsa. tuntutan dari dari pendidikan sekarang dan masa depan harus di arahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesionalserta sikap kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya.











Penulis : Rhory Andhika ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel LAHIRNYA KEBIJAKAN PENDIDIKAN ini dipublish oleh Rhory Andhika pada hari Sabtu, 03 Desember 2011. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan LAHIRNYA KEBIJAKAN PENDIDIKAN
 
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar