Bila kita mengamati peta Pulau Sumatera, terlihat Di Punggung Bukit Barisan, membentang sebuah enclave terluas di dunia, sebuah wilayah peradaban tua yaitu Negeri Pelangi Seribu Gunung, Sekepal Tanah Syurga Sakti Alam Kerinci.
Kesejukan udara yang berkisar antara 18 – 26 derajat, cukup dingin bagi bumi pertiwi ini, karena 52 % dari luas wilayahnya masih di kelilingi dan ditutupi Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, sebuah kawasan hutan penyangga yang secara turun-temurun dipelihara dan dilestarikan keasliannya serta diakui oleh dunia sebagai “World Heritage Area”. Taman Nasional Kerinci Seblat ini merupakan kawasan konservasi/hidroologis, pelindungan habitat dari 4.000 jenis flora dan habitat fauna yang terdiri dari 37 jenis mamalia, 139 jenis burung, 10 jenis reptilia dan 6 primata, sebagai kawasan penelitian, kawasan plasma nutfah dan kepariwisataan.
Kabupaten Kerinci berada di ujung paling Barat Propinsi Jambi, yang dapat dicapai menggunakan jasa angkutan darat melalui Kota Jambi dengan waktu tempuh 10 – 12 Jam, Kota Padang Via Kabupaten Solok Selatan (Propinsi Sumatera Barat) dengan waktu tempuh 6 – 8 Jam dan Kota Padang via Kabupaten Pesisir Selatan (Propinsi Sumatera Barat) dengan waktu tempuh 8 – 10 Jam. Sedangkan melalui udara akan dapat kita capai, melalui Bandar Udara Depati Parbo yang mulai hari Senin tanggal 6 Juni 2011 telah mulai beroperasi kembali dengan didarati oleh Pesawar Komersial "Sky Air" sebuah perusahaan penerbangan di bawah PT. Sy Aviation".
Melalui darat dengan perjalanan panjang dan melelahkan, akan terobati manakala telah memasuki area raudahnya serambi madinah ini, dimana di sepanjang perjalanan membentang dedauan yang memerah dari pepohonan Kayu Manis (Cassiavera), imajinasipun semakin menerawang menembus cakrawala, dan pencerahan jiwa akan kita dapati, Kayu manis ini pernah mengalami kejayaan di tahun 80-an, dimana mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan sekarang masyarakat telah memanfaatkannya sebagai serup kulit manis yang dapat menghangatkan tubuh, mengobati reumatik, menambah stamina dan dapat pula mengobati kanker dan tumor.
Kabupaten Kerinci ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Utama Wisata Propinsi Jambi, mengingat sebagian besar (73 %) objek wisata di Propinsi Jambi berada di Kabupaten Kerinci yang tersebar pada 17 Kecamatan dan 272 Desa/Kelurahan. Keberadaan Gunung Kerinci yang gagah dan tegar menjulang setinggi 3.805 meter dari permukaan laut, menjadi tempat yang menarik bagi pencinta alam dan pendaki gunung, peminatnya tidak saja dalam negeri tetapi juga datang dari luar negeri, umumnya mereka terkesima dengan berbagai temuan yang menakjubkan. Gunung Kerinci ini dipercayai mempunyai makhluk penunggu, sehingga untuk mendakinya perlu mendapatkan izin dan tuntunan dari pawang (orang pandai) agar mendapatkan keselamatan dalam mendaki hingga kembali kepangkalan nantinya.
Baru - baru ini, dalam rangka memperingati hari "kebangkitan Nasional" Tim Ekspedisi Bukit Barisan TNI di bawah pimpinan Dandim 0417 Kerinci Letkol Eko Prayitno, telah pula melakukan pengibaran Bendera Merah Putih di puncak tertinggi pulau Sumatera ini.
Di kaki Gunung Kerinci terdapat hamparan perkebunan teh yang terluas di dunia, bagaikan hamparan permadani yang menghijau. Teh Kayu Aro mempunyai kualitas terbaik di dunia, dan konon Ratu Elizabet (Inggris) dan Ratu Yuliana (Belanda) secara rutin meminum teh grade satu ini sehingga disebut teh Ratu. Di dalam kawasan Perkebunan ini terdapat pula sebuah tasik tempat rekreasi yaitu Taman Wisata Aroma Pecco. Sekitar 5 kilometer ke arah utara terdapat air terjun Telun Berasap berhiaskan pelangi raksasa dengan ketinggian 75 meter.
Setiap hari libur dan akhir pekan (Week end) di lokasi objek wisata ini disuguhi berbagai atraksi seni, sehingga selalu dipenuhi pengunjung, terutama kawula muda. Bagi pencinta alam, dengan berjalan kaki sekitar 3 jam dari desa pelompek melalui jalan setapak kita dapat menemui lokasi yang masih alami yaitu sebuah danau yang dikelilingi oleh tujuh gunung yang disebut dengan Danau Gunung Tujuh, danau tertinggi di Asia Tenggara yang belum terjamahkan.
Sekarang kita beranjak sedikit ke arah selatan menuju Taman Bunga Asri Murni di Desa Kersik Tuo, di sini kita bisa mendapatkan berbagai koleksi bunga anggrek dan bunga khas kerinci. Bila kita melanjutkan perjalanan, kita akan kita dapati desa yang memproduksi Dodol Kentang yang dapat dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang yaitu di Desa Lubuk Nagodang Kecamatan Gunung Kerinci.
Akan lebih lengkap, bila udara yang dingin karena kesejukan alam kita hangati dengan bermandi ria di Sumber Air Panas Semurup dan Air Panas Sungai Medang, sambil mengobati jika terdapat berbagai macam penyakit, seperti penyakit kulit, reumatik, asam urat, terapi darah tinggi, serta di pusat air panasnya kita juga bisa merebus berbagai macam makanan seperti pisang, telur dan lain sebagainya yang dalam waktu 5 menit sudah matang dan siap disantap.
Sebuah lokasi yang terletak di Hiang Tinggi jangan lewatkan, melihat sebuah bukit dimana diatasnya terdapat tujuh taman, tempat para dewi kayangan melakukan permandian. Walau berada dipuncak bukit ataupun pada musim kemarau berkepanjangan, aneh tapi nyata, taman tujuh ini tak pernah kering.
Selanjutnya yang tidak kalah indahnya adalah bentangan seluas 4.200 Ha dari Danau Kerinci yang merupakan pusat pelaksanaan Agenda Nasional Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci dan arena Musyabaqoh Tilawatil Qur'an Tingkat Propinsi Jambi ke 41 lalu. Di Danau ini juga terdapat lokasi wisata Tanjung Hatta, yang diresmikan langsung oleh Wakil Presiden Pertama Bapak Dr. Mohd Hatta serta objek wisata Tanjung Pelita.
Sambil memandang keindahan panorama danau kerinci, kita juga bisa menikmati ikan bakar di Rumah Makan Terapung Desa Telago Pulau Tengah, ikan segar yang dibudidayakan masyarakat di pinggir danau ini dibumbui dan dibakar, lalu siap untuk makan.
Tidak jauh dari Danau Kerinci kita menelusuri jalan menuju sebuah desa perjuangan untuk mengunjungi Situs Benteng Depati Parbo sebagai lambang perjuangan masyarakat Kerinci menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang terdapat di desa Lolo yang dapat dicapai dari kota Sungai Penuh dalam waktu tidak lebih dari 1 jam perjalanan. Depati Parbo adalah Pahlawan Kerinci yang gagah berani menghalangi masuknya penjajahan Belanda pada Tahun ’03.
Sejak dulu kala, masyarakat Kerinci dikenal sebagai masyarakat yang fanatik terhadap adat dan agama, dan ini meninggalkan berbagai kenangan bersejarah seperti masjid tua dengan ukiran dan motif yang unik serta dalam kekokohannya hanya ditopang kayu dengan pengikat pasak-pasak kayu tanpa menggunakan besi/paku, yang menjadi objek wisata religius yaitu Masjid Keramat Pulau Tengah dan Masjid Keramat Lempur.
Kerinci mempunyai bahasa tersendiri, ini dibuktikan dengan adanya berbagai tulisan incong serta juga mempunyai wisata budaya yang tiada duanya, seperti peninggalan masyarakat purba berbentuk prasasti seperti di muak dan semurup serta beberapa paket kesenian. Tarian yang terkenal adalah Niti Mahligai dengan atraksi yang sangat memukau, di mana para penari menunjukkan kebolehan dengan menari di atas api yang membara, berjalan di atas mata pedang tajam yang terhunus, serta menghentakkan tombak besi yang runcing. Tarian tradisional lainnya yang sampai saat ini masih dibudayakan dan dilestarikan berupa tari rangguk, tauh, ayun luci, asyeik dan rantak kudo.
Dengan keragaman objek wisata baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata religius tersebut, akan terasa belum lengkap kehidupan ini sebelum menikmati keindahan panorama dan keunikan budaya tradisional Kerinci, untuk itu adalah bijak bila merenungi sebuah ungkapan Harian Kompas “jangan mati dulu sebelum datang ke Kerinci”.
Datang dan nikmatilah keindahan Bumi Sakti Alam Kerinci ini. Inilah sekelumit tentang pengenalan objek wisata di Kabupaten Kerinci, dan masih banyak lagi yang harus digali dan dipelajari, untuk itu penulis mengajak kita semua untuk ikut mengembangkan kepariwisataan Kabupaten Kerinci ini, sejalan dengan gebranakan kepariwisataan nasional.
Sumber : http://www.kerincikab.go.id
Kesejukan udara yang berkisar antara 18 – 26 derajat, cukup dingin bagi bumi pertiwi ini, karena 52 % dari luas wilayahnya masih di kelilingi dan ditutupi Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, sebuah kawasan hutan penyangga yang secara turun-temurun dipelihara dan dilestarikan keasliannya serta diakui oleh dunia sebagai “World Heritage Area”. Taman Nasional Kerinci Seblat ini merupakan kawasan konservasi/hidroologis, pelindungan habitat dari 4.000 jenis flora dan habitat fauna yang terdiri dari 37 jenis mamalia, 139 jenis burung, 10 jenis reptilia dan 6 primata, sebagai kawasan penelitian, kawasan plasma nutfah dan kepariwisataan.
Kabupaten Kerinci berada di ujung paling Barat Propinsi Jambi, yang dapat dicapai menggunakan jasa angkutan darat melalui Kota Jambi dengan waktu tempuh 10 – 12 Jam, Kota Padang Via Kabupaten Solok Selatan (Propinsi Sumatera Barat) dengan waktu tempuh 6 – 8 Jam dan Kota Padang via Kabupaten Pesisir Selatan (Propinsi Sumatera Barat) dengan waktu tempuh 8 – 10 Jam. Sedangkan melalui udara akan dapat kita capai, melalui Bandar Udara Depati Parbo yang mulai hari Senin tanggal 6 Juni 2011 telah mulai beroperasi kembali dengan didarati oleh Pesawar Komersial "Sky Air" sebuah perusahaan penerbangan di bawah PT. Sy Aviation".
Melalui darat dengan perjalanan panjang dan melelahkan, akan terobati manakala telah memasuki area raudahnya serambi madinah ini, dimana di sepanjang perjalanan membentang dedauan yang memerah dari pepohonan Kayu Manis (Cassiavera), imajinasipun semakin menerawang menembus cakrawala, dan pencerahan jiwa akan kita dapati, Kayu manis ini pernah mengalami kejayaan di tahun 80-an, dimana mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan sekarang masyarakat telah memanfaatkannya sebagai serup kulit manis yang dapat menghangatkan tubuh, mengobati reumatik, menambah stamina dan dapat pula mengobati kanker dan tumor.
Kabupaten Kerinci ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Utama Wisata Propinsi Jambi, mengingat sebagian besar (73 %) objek wisata di Propinsi Jambi berada di Kabupaten Kerinci yang tersebar pada 17 Kecamatan dan 272 Desa/Kelurahan. Keberadaan Gunung Kerinci yang gagah dan tegar menjulang setinggi 3.805 meter dari permukaan laut, menjadi tempat yang menarik bagi pencinta alam dan pendaki gunung, peminatnya tidak saja dalam negeri tetapi juga datang dari luar negeri, umumnya mereka terkesima dengan berbagai temuan yang menakjubkan. Gunung Kerinci ini dipercayai mempunyai makhluk penunggu, sehingga untuk mendakinya perlu mendapatkan izin dan tuntunan dari pawang (orang pandai) agar mendapatkan keselamatan dalam mendaki hingga kembali kepangkalan nantinya.
Baru - baru ini, dalam rangka memperingati hari "kebangkitan Nasional" Tim Ekspedisi Bukit Barisan TNI di bawah pimpinan Dandim 0417 Kerinci Letkol Eko Prayitno, telah pula melakukan pengibaran Bendera Merah Putih di puncak tertinggi pulau Sumatera ini.
Di kaki Gunung Kerinci terdapat hamparan perkebunan teh yang terluas di dunia, bagaikan hamparan permadani yang menghijau. Teh Kayu Aro mempunyai kualitas terbaik di dunia, dan konon Ratu Elizabet (Inggris) dan Ratu Yuliana (Belanda) secara rutin meminum teh grade satu ini sehingga disebut teh Ratu. Di dalam kawasan Perkebunan ini terdapat pula sebuah tasik tempat rekreasi yaitu Taman Wisata Aroma Pecco. Sekitar 5 kilometer ke arah utara terdapat air terjun Telun Berasap berhiaskan pelangi raksasa dengan ketinggian 75 meter.
Setiap hari libur dan akhir pekan (Week end) di lokasi objek wisata ini disuguhi berbagai atraksi seni, sehingga selalu dipenuhi pengunjung, terutama kawula muda. Bagi pencinta alam, dengan berjalan kaki sekitar 3 jam dari desa pelompek melalui jalan setapak kita dapat menemui lokasi yang masih alami yaitu sebuah danau yang dikelilingi oleh tujuh gunung yang disebut dengan Danau Gunung Tujuh, danau tertinggi di Asia Tenggara yang belum terjamahkan.
Sekarang kita beranjak sedikit ke arah selatan menuju Taman Bunga Asri Murni di Desa Kersik Tuo, di sini kita bisa mendapatkan berbagai koleksi bunga anggrek dan bunga khas kerinci. Bila kita melanjutkan perjalanan, kita akan kita dapati desa yang memproduksi Dodol Kentang yang dapat dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang yaitu di Desa Lubuk Nagodang Kecamatan Gunung Kerinci.
Akan lebih lengkap, bila udara yang dingin karena kesejukan alam kita hangati dengan bermandi ria di Sumber Air Panas Semurup dan Air Panas Sungai Medang, sambil mengobati jika terdapat berbagai macam penyakit, seperti penyakit kulit, reumatik, asam urat, terapi darah tinggi, serta di pusat air panasnya kita juga bisa merebus berbagai macam makanan seperti pisang, telur dan lain sebagainya yang dalam waktu 5 menit sudah matang dan siap disantap.
Sebuah lokasi yang terletak di Hiang Tinggi jangan lewatkan, melihat sebuah bukit dimana diatasnya terdapat tujuh taman, tempat para dewi kayangan melakukan permandian. Walau berada dipuncak bukit ataupun pada musim kemarau berkepanjangan, aneh tapi nyata, taman tujuh ini tak pernah kering.
Selanjutnya yang tidak kalah indahnya adalah bentangan seluas 4.200 Ha dari Danau Kerinci yang merupakan pusat pelaksanaan Agenda Nasional Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci dan arena Musyabaqoh Tilawatil Qur'an Tingkat Propinsi Jambi ke 41 lalu. Di Danau ini juga terdapat lokasi wisata Tanjung Hatta, yang diresmikan langsung oleh Wakil Presiden Pertama Bapak Dr. Mohd Hatta serta objek wisata Tanjung Pelita.
Sambil memandang keindahan panorama danau kerinci, kita juga bisa menikmati ikan bakar di Rumah Makan Terapung Desa Telago Pulau Tengah, ikan segar yang dibudidayakan masyarakat di pinggir danau ini dibumbui dan dibakar, lalu siap untuk makan.
Tidak jauh dari Danau Kerinci kita menelusuri jalan menuju sebuah desa perjuangan untuk mengunjungi Situs Benteng Depati Parbo sebagai lambang perjuangan masyarakat Kerinci menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang terdapat di desa Lolo yang dapat dicapai dari kota Sungai Penuh dalam waktu tidak lebih dari 1 jam perjalanan. Depati Parbo adalah Pahlawan Kerinci yang gagah berani menghalangi masuknya penjajahan Belanda pada Tahun ’03.
Sejak dulu kala, masyarakat Kerinci dikenal sebagai masyarakat yang fanatik terhadap adat dan agama, dan ini meninggalkan berbagai kenangan bersejarah seperti masjid tua dengan ukiran dan motif yang unik serta dalam kekokohannya hanya ditopang kayu dengan pengikat pasak-pasak kayu tanpa menggunakan besi/paku, yang menjadi objek wisata religius yaitu Masjid Keramat Pulau Tengah dan Masjid Keramat Lempur.
Kerinci mempunyai bahasa tersendiri, ini dibuktikan dengan adanya berbagai tulisan incong serta juga mempunyai wisata budaya yang tiada duanya, seperti peninggalan masyarakat purba berbentuk prasasti seperti di muak dan semurup serta beberapa paket kesenian. Tarian yang terkenal adalah Niti Mahligai dengan atraksi yang sangat memukau, di mana para penari menunjukkan kebolehan dengan menari di atas api yang membara, berjalan di atas mata pedang tajam yang terhunus, serta menghentakkan tombak besi yang runcing. Tarian tradisional lainnya yang sampai saat ini masih dibudayakan dan dilestarikan berupa tari rangguk, tauh, ayun luci, asyeik dan rantak kudo.
Dengan keragaman objek wisata baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata religius tersebut, akan terasa belum lengkap kehidupan ini sebelum menikmati keindahan panorama dan keunikan budaya tradisional Kerinci, untuk itu adalah bijak bila merenungi sebuah ungkapan Harian Kompas “jangan mati dulu sebelum datang ke Kerinci”.
Datang dan nikmatilah keindahan Bumi Sakti Alam Kerinci ini. Inilah sekelumit tentang pengenalan objek wisata di Kabupaten Kerinci, dan masih banyak lagi yang harus digali dan dipelajari, untuk itu penulis mengajak kita semua untuk ikut mengembangkan kepariwisataan Kabupaten Kerinci ini, sejalan dengan gebranakan kepariwisataan nasional.
Sumber : http://www.kerincikab.go.id