Kadis Pernah Dimintai Pungutan Liar
KERINCI – Pengelolaan retribusi di objek wisata Danau Kerinci yang sering disorot berbagai pihak kini menjadi perhatian serius dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Budaya (Disporaparbud) Kabupaten Kerinci.
Ditemui di ruang kerjanya, Jumat (05/11) kemarin, Kadisporaparbud Kabupaten Kerinci, H Arlis Harlun, menyebutkan bahwa persoalan tersebut akan menjadi perhatian khusus terkait pungutan yang dimintai warga yang tinggal di seputaran objek wisata tersebut.
Malahan, Arlis Harun juga mengakui sempat dimintai retribusi oleh petugas di Danau Kerinci. Tidak hanya itu saja, Arlis Harun mengaku banyak mendapatkan laporan dari masyarakat terkait pungutan yang dilakukan.
‘’Saya juga pernah dimintai pungutan dan laporan baik itu dari warga maupun dari pihak lain,’’ terang Arlis Harun, kemarin. Saat ini, kata Arlis, dirinya sudah menginstruksikan agar pungutan di Danau Kerinci dihentikan.
‘’Alhamdulillah, masyarakat kita bisa mengerti dengan kondisi di lapangan,’’ sebutnya. Dijelaskannya, di tahun 2011 Dinas yang dipimpinnya akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di kawasan pinggiran Danau.
Dengan tujuan agar masyarakat Kerinci bisa menjadi masyarakat pariwisata. ‘’Masyarakat pariwisata yang bisa diandalkan. Jadi para wisatawan bisa memanfaatkan jasa dari warga sekitar Danau, jangan diminta pungutan. Namun wisatawan itu punya hati nurani, jadi uang tips pasti didapat, asal jangan ditarif,’’ tegas Arlis.
Saat ini, sebutnya, warga yang tinggal di pinggir Danau belum pernah dibekali untuk mendapatkan penyuluhan di bidang kepariwisataan.
‘’Ini masyarakat kita juga jadi tidak bisa disalahkan. Pemerintah juga bisa disalahkan, karena tidak pernah mengadakan penyuluhan. Jadi ke depan akan kita laksanakan penyuluhan,’’ tukasnya.
Dia mencontohkan, seperti gazebo yang ada di Danau Kerinci, pihak Dinas Pariwisata sudah memberikan arahan agar disediakan tikar untuk setiap gazebo. Nantinya uang jasa bisa diiminta dari wisatawan.
Namun sayang, sebut Arlis, warga sekitar Danau juga tidak bisa memanfaatkan keadaan dan peluang yang sudah diberikan. (ina)
KERINCI – Pengelolaan retribusi di objek wisata Danau Kerinci yang sering disorot berbagai pihak kini menjadi perhatian serius dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Budaya (Disporaparbud) Kabupaten Kerinci.
Ditemui di ruang kerjanya, Jumat (05/11) kemarin, Kadisporaparbud Kabupaten Kerinci, H Arlis Harlun, menyebutkan bahwa persoalan tersebut akan menjadi perhatian khusus terkait pungutan yang dimintai warga yang tinggal di seputaran objek wisata tersebut.
Malahan, Arlis Harun juga mengakui sempat dimintai retribusi oleh petugas di Danau Kerinci. Tidak hanya itu saja, Arlis Harun mengaku banyak mendapatkan laporan dari masyarakat terkait pungutan yang dilakukan.
‘’Saya juga pernah dimintai pungutan dan laporan baik itu dari warga maupun dari pihak lain,’’ terang Arlis Harun, kemarin. Saat ini, kata Arlis, dirinya sudah menginstruksikan agar pungutan di Danau Kerinci dihentikan.
‘’Alhamdulillah, masyarakat kita bisa mengerti dengan kondisi di lapangan,’’ sebutnya. Dijelaskannya, di tahun 2011 Dinas yang dipimpinnya akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di kawasan pinggiran Danau.
Dengan tujuan agar masyarakat Kerinci bisa menjadi masyarakat pariwisata. ‘’Masyarakat pariwisata yang bisa diandalkan. Jadi para wisatawan bisa memanfaatkan jasa dari warga sekitar Danau, jangan diminta pungutan. Namun wisatawan itu punya hati nurani, jadi uang tips pasti didapat, asal jangan ditarif,’’ tegas Arlis.
Saat ini, sebutnya, warga yang tinggal di pinggir Danau belum pernah dibekali untuk mendapatkan penyuluhan di bidang kepariwisataan.
‘’Ini masyarakat kita juga jadi tidak bisa disalahkan. Pemerintah juga bisa disalahkan, karena tidak pernah mengadakan penyuluhan. Jadi ke depan akan kita laksanakan penyuluhan,’’ tukasnya.
Dia mencontohkan, seperti gazebo yang ada di Danau Kerinci, pihak Dinas Pariwisata sudah memberikan arahan agar disediakan tikar untuk setiap gazebo. Nantinya uang jasa bisa diiminta dari wisatawan.
Namun sayang, sebut Arlis, warga sekitar Danau juga tidak bisa memanfaatkan keadaan dan peluang yang sudah diberikan. (ina)